Balikpapan – Institut Teknologi Kalimantan melalui tim Dosen Program Studi Matematika melakukan kegiatan berupa pelatihan Guru Matematika SMP/MTS Se-Balikpapan untuk menyusun soal Asesmen Pembelajaran Matematika setipe PISA (Programme for International Student Assessment). PISA sendiri adalah studi internasional tentang prestasi literasi membaca, matematika, dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun. Penyelenggara studi adalah Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan atau Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) beserta konsorsium internasional yang membidangi masalah Sampling, Instrumen, Data, Pelaporan, dan sekretariat. PISA merupakan studi yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali. Indonesia mulai berpartisipasi dalam PISA sejak tahun 2000. PISA tidak hanya memberikan informasi tentang benchmark Internasional tetapi juga informasi mengenai kelemahan serta kekuatan siswa beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Sejak keikutsertaannya dalam PISA dari tahun 2000 sampai dengan 2018, Indonesia masih selalu berada pada urutan papan bawah pada hasil PISA yang dilaporkan oleh EOCD. Dalam hal kemampuan literasi membaca, matematika, dan sains siswa Indonesia tidak ada peningkatan dan selalu berada jauh di bawah rata-rata skor negara-negara OECD. Bahkan dalam bidang matematika, Indonesia sempat dikatakan “darurat matematika”. Melihat kondisi tersebut, mendorong tim dosen dari Program Studi Matematika, JMTI, Institut Teknologi Kalimantan (ITK) untuk memberikan pelatihan kepada guru-guru dalam upaya menjadi bagian solusi dari masalah tersebut di atas. Winarni, S.Si., M.Si bersama timnya yang terdiri dari Indira Anggraini, S.Si., M.Si. dan Kartika Nugraheni, S.Si., M.Si. tahun ini memfasilitasi guru-guru Matematika SMP/MTs Balikpapan melalui workshop penyusunan asesmen pembelajaran Matematika berbasis PISA sebagai salah satu wujud pengabdian dosen kepada masyarakat. Diharapkan melalui workshop tersebut dapat meningkatkan kapasistas guru-guru, dalam menciptakan pembelajaran yang melibatkan assessmen/penilaian yang lebih berkualitas yang dapat menjadikan siswa memiliki kemampuan Higher Order Thinking Skills (HOTS) seperti assessmen PISA.
Dalam workshop penyusunan asesmen pembelajaran Matematika berbasis PISA yang berlangsung tanggal 28 Agustus 2021 yang lalu, peserta workshop yang juga tergabung dalam MGMP Matematika SMP/MTs Se-Balikpapan sangat antusias mengikutinya. Peserta workshop mengharapkan pendampingan lebih lanjut. Untuk itu tim juga memfasilitasinya dalam bentuk classroom online dan workshop lanjutan sebagai bentuk pendampingan. Meskipun berlangsung secara daring karena Balikpapan masih dalam kondisi PPKM level 4, tetapi hasil kuisioner feedback acara menunjukkan bahwa seluruh peserta memberikan respon yang sangat positif terhadap kegiatan ini.
“Semoga ke depan diselenggarakan kegiatan semacam ini lebih sering”, komentar Dwi Lasati S.Pd. guru SMP Nasional KPS. “Dengan mengikuti workshop jadi mengetahui lebih banyak tentang PISA sehingga dapat diterapkan di sekolah”, imbuh Vivi Dwi Mynasari, S.Pd., perwakilan guru SMP Syaichona Cholil Balikpapan. “Iya, materi workshop ini sangat menarik serta penyampaiannya sangat enak, ke depannya bisa dilanjutkan, karena cukup membantu”, komentar Priska Godeliva, S.Pd. guru SMP SMP Katolik Santo Mikail Balikpapan. Peserta lainnya yaitu guru SMP Ibnu Hajar Komprehensif Balikpapan, Muhammad Rifki Muheimin, S.Si., M.Mat. juga berkomentar, “Materi cukup menarik dan terinspirasi untuk membuat soal”. Hal yang senada juga disampaikan oleh Anis Widayati, S.Pd., guru SMPN 11 Balikpapan, “Terimakasih sudah menggugah inspirasi”. Dan masih banyak testimoni peserta lainnya yang senada. Ketua MGMP Matematika SMP/MTs Balikpapan sekaligus Wakil Kepala Sekolah SMPN 15 Balikpapan, Ernik Ambarwati, S.Pd. juga menyampaikan sangat berterima kasih sekali dengan diselenggarakannya workshop ini. Terima kasih atas sharingnya.
Tentu diharapkan dengan meningkatnya kapasitas guru-guru termasuk guru-guru di Balikpapan, siswa-siswinya pun akan meningkat kemampuannya dan terbiasa menyelesaikan masalah-masalah real dan akan memiliki daya saing yang tinggi di kancah internasional. Apalagi kota Balikpapan sebagai kota penyangga calon Ibu Kota Negara (IKN) baru yang berada di Kalimantan Timur, sehingga peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah kebutuhan utama. Tentu hal itu perlu kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak. “Ke depan kegiatan-kegiatan semacam ini dari ITK dapat diperluas lagi tidak hanya untuk Balikpapan tetapi ke daerah lainnya juga, kami sangat terbuka jika memang diperlukan”, tegas Winarni, S.Si., M.Si.
Humas Institut Teknologi Kalimantan