Pada masa pandemi ini, Institut Teknologi Kalimantan, tetap berkomitmen untuk bermanfaat bagi masyarakat Balikpapan. Salah satunya adalah melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Chandra Suryani R., B.Sc., M.Sc, dosen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Kalimantan yang lebih dikenal sebagai ibu Yani. Pengabdian masyarakat kali ini bekerjasama dengan yayasan sekar pelangi yang diketuai oleh Santi Trisnaningrum, dengan cara mengadakan pelatihan secara daring selama 8 minggu yang dilaksanakan pada Agustus hingga September 2020. Pelatihan ini mengajarkan tentang pengolahan sampah, pemilahan sampah dan yang terpenting adalah bagaimana membuat ecobrick sampai menjadi furnitur seperti meja dan kursi. Yayasan Sekar Pelangi ini sendiri adalah sebuah yayasan yang mengusung merdeka belajar sedari dini. Semua peserta didik Sekar, bebas memilih apa yang ingin mereka pelajari, tidak terbatas ruang, waktu dan juga usia. Salah satu kelas yang dibuka di semester ini oleh Sekar adalah ecoclass. Sesuai namanya, kelas ini bertujuan untuk mengajak anak didik sekar memahami apa itu arti menjaga lingkungan dan apa saja yang bisa dilakukan untuk lingkungan. Untuk memberi kebermanfaatan yang berlebih, Ibu Yani berinisiatif untuk mengadakan webinar dan mengajak masyarakat yang lebih luas untuk membuat ecobrick. Pada webinar ini, masyarakat diajarkan mengenai apa itu ecobrick, dan kesalahan – kesalahan apa saja yang sering dilakukan saat membuat ecobrick. Selain itu, dalam masa pandemi ini, diingatkan pula oleh ibu Yani untuk selalu mencuci bersih dan mengeringkan sampah plastik, sebelum dimasukkan ke dalam botol bekas untuk menjadi sebuah ecobrick. Ibu Yani juga menjelaskan bahwa ecobrick dapat dibentuk menjadi furnitur seperti meja dan kursi, namun diingatkan disini, jika ingin menjadikan ecobrick menjadi meja dan kursi, harus menggunakan botol plastik yang ukurannya sama. Di kesempatan ini juga, ibu Yani menjelaskan bahwa sampah medis tidak boleh dimasukkan ke dalam ecobrick ini, karena sampah medis merupakan sampah B3 yang pengelolaannya harusnya dilakukan secara khusus dan terpisah. Setelah dijelaskan, ibu Yani juga mempraktekkan secara langsung bagaimana membuat ecobrick menggunakan botol plastik bekas, bungkus plastik bekas dan juga kayu sebagai pendorong. Acara ini ditutup dengan tanya jawab dari peserta yang sangat antusias ingin membuat ecobrick dan ditutup dengan bermain kuis singkat.