Pandemi Covid-19 tidak menghalangi Mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan (ITK) untuk berinovasi. Dari judul PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) Bidang Penelitian mereka mendapatkan dana hibah dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dengan judul Pemanfaatan Limbah Serbuk Kayu Ulin dan Bambu untuk Pembuatan Papan Partikel.
Di bawah bimbingan Bapak Andromeda Dwi Laksono , S.T., M.Sc selaku Dosen Teknik Material dan Metalurgi, dengan ketiga mahasiswa yang beranggotakan Muhammad Nurhidayatur Rozikin Prodi Teknik Material dan Metalurgi, Nur Aini Safitri Pattara Prodi Teknik Kimia, dan Ifdil Cahyadi Prodi Matematika. Di tengah kondisi pandemi ini walaupun tidak bisa melakukan pengujian langsung di laboratorium, mereka melakukan Literature Review dengan membandingkan beberapa jurnal baik nasional maupun internasional terkait potensi yang ada dengan limbah serbuk kayu ulin dan bambu sebagai papan partikel.
Produk ulin dari Kalimantan Timur tidak hanya untuk konsumsi lokal, tapi juga telah menjadi salah satu komoditas ekspor, dimana Cina menjadi negara pengimpor ulin terbesar dari Kalimantan Timur. Untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan limbah industri pengolahan bambu dan ulin, limbah tersebut digunakan sebagai bahan baku dalam aplikasi papan partikel yang merupakan salah satu alternatif dalam industri pengolahan kayu.
Menurut Aini, kekurangan bahan baku kayu telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh industri di Indonesia. Hal ini terjadi karena kecepatan yang tidak seimbang antara penggunaan kayu dan pembangunan tegakan baru. Sementara itu, kebutuhan kayu untuk mebel, bahan bangunan, dan keperluan lain terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya bahan baku alternatif untuk industri pengolahan kayu.
Industri Pengolahan kayu dan bambu yang semakin pesat di Indonesia tentu mengakibatkan dampak lainnya yaitu terdapatnya limbah hasil industri yang tidak diolah. Untuk itu perlu gagasan terkait pengolahan limbah hasil serutan tersebut. Untuk itu hadirlah gagasan terkait pembuatan papan partikel sebagai aplikasi furniture yang berbahan ramah lingkungan.
Papan partikel adalah papan buatan yang terbuat dari serpihan kayu dengan bantuan perekat sintesis, dimana kedua bahan utama ini disatukan ke dalam sebuah cetakan yang selanjutnya akan dilakukan proses kempa panas. Setelah selesai, dilakukan proses pelepasan dari cetakan, dan pengeringan dari papan partikel. kayu ulin dan bambu memiliki potensi untuk diterapkan dalam aplikasi papan partikel.
Gambar 1. Proses Secara Umum Pembuatan Papan Partikel
Beberapa proporsi bahan kayu dalam komposit ditembus oleh sistem resin yang membuat bagian sistem tersebut lebih hidrofobik daripada bahan kayu biasa. Ada banyak sistem resin yang masing masing memiliki sifat kimia yang unik, aplikasi proses, nilai ekonomi, dan kinerja produk akhir. Secara umum, semakin tahan air sistem resin terikat dan semakin dalam dan efektif sistem resin menembus atau membungkus dinding sel kayu, semakin tahan lama produk komposit kayu tersebut (Winandy and Morrell, 2017).
Li et al. (2017) dalam penelitiannya menggunakan perekat Unsaturated polyester (PU) sebagai alternatif lain untuk mengurangi penggunaan perekat berbasis formaldehid. Unsaturated polyester dipolimerisasi dari unsaturated acid, saturated acid, dan poliol (Li et al., 2017). Resin PU banyak digunakan untuk aplikasi komposit di dunia industri karena harga relatif murah, waktu curing cepat, mudah diwarnai, kestabilan dimensional baik dan mudah dalam penanganannya (Berthelot, 1999). Prasetyanigrum et al. (2009) dalam (Hestiawan and Jamasri, 2017) menyatakan bahwa resin PU memiliki sifat ketahanan yang baik terhadap panas, bahan kimia, asam maupun basa, memiliki gaya adhesi yang baik, dan membentuk komposit yang baik dengan kayu, serat alam, dan plastik.
Melihat perbandingan hasil dari beberapa jurnal terdahulu yang telah dirangkum, nilai physical dan mechanical properties yang paling sesuai dengan SNI diperoleh papan partikel dengan proporsi kayu jati 75%-100%. Dan berdasarkan hasil yang diperoleh, bambu memiliki potensi besar untuk digunakan dalam industri furniture dan dapat berkontibusi dalam pemanfaatan limbah bambu. Selain itu, metode yang disarankan berdasarkan dari jenis perekat yang digunakan adalah metode yang menggunakan perekat Unsaturated polyester hal ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan seperti harga perekat, kemudahan penggunaan perekat, dan dampak perekat terhadap lingkungan.
Berdasarkan dari pembuatannya dengan menggunakan bahan yang tidak terpakai yaitu dari limbah serbuk kayu ulin dan bambu. Dimana potensi ulin di Kalimantan sangat melimpah dan tentunya akan menghasilkan limbah yang banyak, maka ifdil berasumsi bahwasannya pembuatan papan partikel ini menjadi lebih ekonomis karena memaksimalkan lingkungan yang ada disekitar, serta hanya dengan bahan-bahan yang sederhana.
Rozikin menjelaskan, dengan hadirnya inovasi tersebut menjadi peluang ke depannya untuk dapat membuat papan partikel ramah lingkungan yang berasal dari limbah industri. Serta menjadi peluang terwujudnya pembangunan berkelanjutan.
Sumber:
Berthelot, J.-M. (1999) ‘Composite materials. Mechanical behaviour and structures analysis.).’, MASSON, PARIS(FRANCE), 1992, 620.
Hestiawan and Jamasri Devendrappa, K. C. et al. (2017) ‘MECHANICAL AND CHEMICAL CHARACTERISATION OF WOOD POWDER POLYMER COMPOSITES’.
Li, R. et al. (2017) ‘A novel particleboard using unsaturated polyester resin as a formaldehyde-free adhesive’, Construction and Building Materials, 148, pp. 781–788.
Prasetyanigrum Chen, Y.-C. and Tai, W. (2018) ‘Castor oil-based polyurethane resin for low-density composites with bamboo charcoal’, Polymers, 10(10), p. 1100.
SPECTA
Untuk Sang Pencipta dan Bumi Etam.
@itk_official @km_itk @tmm_itk @che_itk @mathitk_official @puspresnas
#ITK #InstitutTeknologiKalimantan #PKM2020 #PKM #PapanPartikel #PIMNAS
Tim Humas