Balikpapan – Institut Teknologi Kalimantan melalui Mahasiswa Teknik Lingkungan membuat suatu “Sistem Pemanenan Air Hujan Berfilter” Pada daerah krisis air bersih dimaksudkan untuk menyediakan sumber air baru dengan memanfaatkan air hujan. Pemanenan Air Hujan Berfilter adalah sistem pemfilteran air hujan untuk mengurangi tingkat kandungan pencemaran pada air hujan agar layak digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Dengan adanya Pemanenan Air Hujan Berfilter di RT.41 ini diharapkan agar warga setempat tidak terkena dampak krisis air lagi. Selain itu masyarakat juga dapat mengelola sistem ini untuk dialirkan ke rumah-rumah warga untuk menambah pasokan air bersih. Mahasiswa tersebut adalah Christofel Fiki Bara, Dhany Achmad Wicaksono, dan Qamara Daffa mereka dibawah bimbingan langsung bapak Muhammad Ma’arij Harfadli, S.T.,M.T
Latar belakang dari inovasi tersebut adalah dikarenakan air telah menjadi kebutuhan vital dalam kehidupan manusia dan ketersediaannya mutlak untuk menunjang keberlangsungan hidup manusia dalam melakukan aktivitasnya di kehidupan bermasyarakat. Dalam memenuhi kebutuhan air dalam rumah tangga sehari-hari, masyarakat memanfaatkan sumber air di wilayahnya. Secara umum sumber daya air dapat didefinisikan sebagai sumber daya berupa air yang berguna dan atau berpotensi menyediakan kebutuhan air bagi manusia. Air di muka bumi terdiri dari sebesar 97% air asin dan hanya sebesar 3% air tawar. Sumber air yang digunakan manusia adalah sumber air tawar yang dapat berasal dari sungai, danau, waduk, bendungan, dan lain-lain. Namun, dari pengelolaan sumber daya air yang ada, ketersediaan air bersih di Indonesia sendiri masih lebih kecil dibandingkan permintaan kebutuhan masyarakat. Seperti halnya di daerah RT.41 KM 21 Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara. Pada daerah ini belum dialiri oleh air PDAM dari pemerintah. Pemenuhan air bersih di daerah ini hanya bersumber dari sumur bor yang terletak jauh di bawah pemukiman warga. Air dari sumur tersebut membutuhkan beberapa pompa dan aliran perpipaan yang panjang untuk dapat terdistribusi ke rumah warga. Bahkan ketika musim kemarau, warga harus turun ke daerah yang lebih rendah untuk mendapatkan air dari rawa yang kotor.
Pemanenan air hujan berfilter adalah suatu teknik pengumpulan air hujan ke dalam suatu wadah, dimana air hujan ini dialirkan dari atap ke toren penyimpanan melalui pipa yang dipasang pada bagian bawah atap. Sistem ini memerlukan beberapa filter diantaranya filter bola-bola kecil yang berfungsi untuk menyaring debu-debu halus dan kasar yang berada pada air hujan. Selanjutnya yaitu filter dengan kerikil dan ijuk yang berfungsi untuk menyaring debu dan kandungan lainnya yang berukuran lebih kecil agar air yang disimpan memiliki tingkat kekeruhan yang rendah dan layak untuk digunakan, selain itu filter ini juga berfungsi untuk membantu aerasi oksigen pada air hujan yang akan ditampung. Bahan filter yaitu kerikil, dan ijuk dipasang berurutan dengan masing-masing ketebalan lapisan 15 cm.
Konstruksi untuk bangunan pemanen air hujan dapat dibuat dengan cepat karena cukup sederhana dan mudah dalam pembuatannya. Komponen- komponen utama konstruksi tampungan air hujan, terdiri dari: atap rumah, saluran pengumpul (collector channel), filter untuk menyaring daun-daun atau kotoran lainnya yang terangkut oleh air, dan bak penampung air hujan. Kegiatan sosialisasi dan praktik langsung dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan dari Program Studi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Kalimantan yang diketuai oleh Bapak Muhammad Ma’arij Harfadli, S.T.,M.T dan 3 mahasiswa pengusul kegiatan serta tim. Ketiga mahasiswa tersebut yaitu Dhany Achmad, Christofel Fiki Bara dan Qamara Daffa.
Sistem Pemanenan Air Hujan Berfilter ini untuk kedepannya akan terus dievaluasi untuk sistem kerja dari filter yang digunakan agar dapat berfungsi dengan baik diharapkan memiliki dampak yang berkelanjutan untuk bisa memenuhi ketersediaan sumber air bersih warga sekitar, dan semoga kegiatan Pengabdian Masyarakat ini dapat dilanjutkan dengan menambah Sistem Pemanenan Air Hujan di beberapa titik atap fasilitas umum maupun dirumah warga serta juga dapat memanfaatkan air tersebut untuk dijadikan sumber air dari tanaman atau perkebunan masyarakat sekitar sehingga manfaat dari sistem tersebut menjadi lebih luas.