Balikpapan – Institut Teknologi Kalimantan melalui program PMM-DN MBKM ikut serta merasakan menjadi mahasiswa dan belajar di UM (Universitas Negeri Malang). Mahasiswa yang mendapatkan pengalaman tersebut adalah Shahrah Nur Hamidah (Program Studi Teknik Kimia).
Kegiatan yang shahrah ikuti diantaranya adalah mengikuti perkuliahan bersama mahasiswa dari PT Penerima. Beradaptasi dengan lingkungan, sistem pengajaran dari dosen baru, dan mata kuliah yang berasal dari lintas prodi. Serta melakukan kegiatan kunjungan dari modul nusantara yang mampu mengeluarkan potensi dalam diri mahasiswa. Manfaat yang Shahrah terima tentu sangat banyak. Bukan hanya sekedar mendapatkan teman baru maupun relasi. Akan tetapi, Shahrah juga mendapatkan pengalaman bagaimana rasanya berkuliah di kampus lain. Ada pula sistem mengajar di UM yang menurut Shahrah sangat efektif.
Shahrah mengungkapkan “Kesan saya setelah mengikuti program ini menyadarkan diri saya bahwa betapa pentingnya peduli akan diri sendiri dan meningkatkan rasa percaya diri. Untuk pesan, program ini masih sangaat kurang pada proses kerja bagian administrasi keuangan, sehingga alokasi dana bagi peserta banyak yang tertunda. Selain itu, masih banyak dosen yang kurang mengetahui tentang program MBKM ini yang mengakibatkan banyaknya dari para dosen yang kurang baik menerima mahasiswa dari kampus lain dan yang lebih parahnya lagi apabila mahasiswa tersebut berasal dari lintas prodi. Masih ada miscommunication antara PIC dengan dosen, dan kendala lainnya seperti Konversi mata kuliah mahasiswa yang berakhir hanya sebagai mata kuliah pilihan”.
Shahrah menggambarkan perjalanan Sinau Sareng-Sareng dalam modul nusantara yaitu; Bagaikan Memetik Citrine di Pohon Dedalu Menangis. Citrine yang kuning mengkilau diantara dedaunan menguning di pohon Dedalu Menangis bermakna percaya diri, terbuka dan pembawa energi positif. Bahwasannya, sebagai pelajaran untuk diri Shahrah sendiri agar lebih percaya diri dalam mengungkapkan pendapat seperti saat kunjungan di Kembang Kopi Wagir. Kemudian, terbuka menerima berbagai masukan ataupun mengubah pola pikir lebih luas dan intelek tanpa melupakan akhlak mulia dalam prosesnya serta menjadi bagian dari agent of change, contohnya ketika mengadakan diskusi terbuka pada kelas inspirasi dengan guru besar FIP – Pendidikan Luar Sekolah, Prof.Drs. M.Saleh Marzuki M.Ed, yang membuka suatu forum agar kami peserta modul nusantara berani speak up dalam memaparkan argumen mengenai problematika pendidikan baik itu dari kasus buta huruf serta penurunan rasa kebanggaan pada budaya Indonesia.
Selain itu, adapun kunjungan di Banjul Mati termasuk ilmu ‘mahal’ yang tak mungkin didapatkan di tempat lain, yaitu untuk lebih mencari tahu tentang ‘manusia’ dan cara menjadi manusia seutuhnya. Selain itu juga untuk selalu berfikiran dan membawa pembawaan diri yang positif, yakni perbedaan baik itu agama maupun budaya bukan menjadi pembatas manusia dalam berkehidupan sosial, apabila didalamnya tertanam untuk saling menghargai dan toleransi, energi positif akan datang membawa kedamaian untuk hidup berdampingan dalam perbedaan yang ada, dan itu yang saya peroleh saat mempelajari tentang kunjungan ke Dasa Ngadas dan kegiatan modul nusantara daring yaitu pentingnya toleransi antar agama.
Shahrah sangat berterimakasih karena diberi kesempatan memetik Citrine ini sebanyak yang saya bisa/mampu di Pohon Dedalu Menangis, si pohon yang menggambarkan kelas modul nusantara ini dan mengajarkan Shahrah untuk lebih pandai dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan, lingkungan, dan hubungan manusia. Pohon Dedalu Menangis termasuk pohon yang tidak memiliki umur panjang dan hal tersebut sama seperti kelas modul nusantara yang hanya sebentar, karena pada hakikatnya jika terdapat sebuah pertemuan maka pasti ada perpisahan. Kelas modul nusantara layaknya wadah bagi para mahasiswa terpilih (salah satunya Shahrah) untuk diberi pengalaman dan pemahaman ilmu baru dalam upaya membentuk generasi kuat yang siap menghadapi tiap perubahan maupun tantangan yang akan datang di masa depan.
Semakin menekuk dan rindang dedaunan yang ada, semakin banyak kenangan yang tersimpan dihati dan bukan hanya untuk dirasakan, tetapi juga untuk diwujudkan dalam tindakan positif hingga akhir hayat nanti. To be the first, to be the best, to be the different.
#KampusMerdeka
Humas Institut Teknologi Kalimantan