Balikpapan – Institut teknologi kalimantan melalui dosen teknik perkapalan Andi Mursid Nugraha Arifuddin, S.T., M.T., M. Uswah Pawara, S.T., M. Sus, Sci., dan Rodlian Jamal Ikhwani, S.T., M.T melakukan penelitian terkait investigasi kekuatan lambung perahu tradisional sandeq menngunakan eksperimen numerik. Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah memperoleh nilai respon struktur konstruksi sandeq akibat berbagai kondisi pembebanan, sebagai usaha untuk memulai kajian ilmiah terhadap kekuatan perahu tradisional di Nusantara, dapat menjadi dasar kajian penelitian selanjutnya yaitu optimalisasi ukuran konstruksi yang layak secara teknis dan ekonomis, selanjutnya sebagai dasar penentuan ukuran konstruksi yang optimum untuk pembangunan perahu sandeq selanjutnya, dan sebagai upaya mendukung perancangan perahu tradisional yang lebih ilmiah.
Desain kapal atau perahu akan dikatakan baik jika mampu memenuhi persyaratan teknik dan persyaratan ekonomis. Untuk persyaratan teknik pendesaianan kapal telah dijelaskan pada diagram sprial ship design. Salah satu faktor teknis yang paling penting adalah faktor kekuatan konstruksi kapal/perahu. Kekuatan kapal/perahu dikatakan baik jika mampu menahan beban yang bekerja pada konstruksinya. Salah satu yang menjadi sorotan para naval architect yaitu kekuatan kapal/perahu tradisional yang terdapat di Indonesia. Kapal tradisional di Indonesia umumnya dibangun tanpa menggunakan gambar petunjuk bahkan kalkulasi prarancangan kapal/perahu. Para pengrajin kapal menggunakan pengetahuan pembangunan secara turun temurun dari keluarganya. Perhitungan konstruksi menggunakai kaidah mekanika dan prinsip perancangan kapal dengan spiral diagram desain kapal hampir semuanya tidak dilakukan oleh pengrajin tradisonal. Olehnya itu diperlukan sebuah pedekatan ilmiah untuk mengkaji kekuatan konstruksi perahu tradisional.
Sandeq ini dibangun menggunakan material kayu dan dibentuk sedemikan rupa oleh pengrajin perahu. Penggunaan mateial kayu pada konstruksi sandeq masih belum terkontrol, karena dimensi konstruksi ditentukan dengan menggunakan pengalaman pengrajin sebelum- sebelumnya. Penggunaan ukuran konstruksi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan tingginya biaya pengadaan material dan biaya kerja. Sandeq merupakan kategori perahu sarat rendah yang memungkinkan dilakukan proses optimasi struktur karena beban yang bekerja tidak terlalu besar. Konstruksi lambung perahu sandeq terdiri dari belang. Belang merupakan bagian bawah atau bagian utama lambung perahu yang terbuat dari sebatang kayu yang utuh. Belang merupakan konstruksi yang paling pertama dikerjakan dalam pembuatan perahu sandeq. Belang biasa juga diistilahkan balakang, untuk meninggikan lambung perahu ditambahkan beberapa lembar papan, yaitu papan tobo, papan yang menyusun dinding-dinding perahu yang terdapat di bagian bawah, papan lamma (pallamma), papan yang menyusun dinding perahu yang terdapat dibagian tengah. Di atas pallamma, terdapat papan tariq, papan penyususn dinding perahu yang terdapat di bagian paling atas. Susunan belang dengan papan-papan di atasnya dirangkai oleh tajo,balok melengkung yang di pasang pada bagian dalam dinding perahu, dari atas ke bawah berfungsi sebagai kerangka atau tulang perahu. Di pasang menggunakan paku kayu atau logam kuningan, khususnya di bagian haluan dan buritan. Olehnya itu, tim peneliti yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan turun ke lapangan untuk mengidentifikasi bentuk dan ukuran lambung sandeq.
Untuk menggetahui kekuatan dari komponen konstruksi lambung sandeq maka dilakukan sebuah penelitian dengan menggunakan metode eksperimen numerik. Penelitian yang dilakukan dengan mengsimulasikan antara beban transversal dan beban secara longitudinal. Untuk kondisi secara longitudinal terdiri dari kondisi sagging dan hogging. Adapun besar beban yang bekerja menggunakan pendekatan formula Biro Klasifikasi Indonesia. Dengan bantuan software, dilakukan sebuah pemodelan sederhana untuk memperoleh nilai kekuatan lambung sandeq baik secara transversal dan longitudina.
Dari hasil simulasi, diperoleh nilai kekuatan lambung perahu sandeq baik secara transversal dan longitudinal yaitu sangat tinggi. Tegangan yang terjadi sangat kecil jika dibandingkan tegangan material dasar sandeq berdasarkan aturan BKI. Sangat memungkinkan dilakukan optimasi ukuran konstruksi hingga batas teknis material untuk menekan biaya pengadaan material konstruksi lambung sandeq. Harapannya inovasi identifikasi ini dapat terus dikembangkan dan menjadi perkembangan terkait konstruksi perahu sandeq.
#KampusMerdeka
Humas Institut teknologi kalimantan