Balikpapan – Institut Teknologi Kalimantan melalui Tim Riset Teknik Perkapalan ITK memproyeksikan desain biduk untuk wisata di sungai Mahakam. Riset tersebut difasilitasi dan didanai oleh LPPM ITK. Tim Riset Teknik Perkapalan ITK adalah Alamsyah, S.T., M.T. (Ketua Tim Riset) Rodlian Jamal Ikhwani, S.T., M.T. (Dosen Teknik Perkapalan ITK), M. Uswah Pawara, ST., M. Sus Sci (Kepala Pusat Penelitian Bidang Kemaritiman LPPM ITK), Niti Gede Kumandang, S.T.(alumni).
Latar belakang dari inovasi tersebut adalah Merujuk dengan misi dari Dinas Pariwisata kota Samarinda yakni meningkatkan pengembangan destinasi wisata di Kota Samarinda, maka pembaharuan bis air wisata yang memadai dan sesuai dengan standar kelaikan serta keselamatan adalah suatu hal yang sangat di butuhkan. Bis air adalah angkutan penumpang dan barang melalui air yang berlayar di sungai-sungai besar, danau, maupun laut.Saat ini di sungai Mahakam tersedia 2 (dua) bis air untuk melayani para wisatawan yang ingin mengeskplore keindahannya. Didapati bis air tersebut belum memenuhi standar-standar keselamatan dan kelaiklautan yang memadai (N. G. Kumandang, 2020).
Untuk mengatasi permasalahan terkait pembaharuan armada transportasi sungai untuk parawisata bisa didekati dengan kajian ilmiah terlebih dahulu. Telah banyak riset-riset terkait desain bis air yang dioperasikan di perairan daratan. Alamsyah & M.D. Nugroho melakukan kajian ilmiah terkait penerapan desain bis air di sungai Mahakam menggunakan metode statistik atau trend curve approach (Alamsyah & M. D. Nugroho, 2020). W. Setiawan dkk mengkaji desain kapal transportasi yang sesuai untuk daerah perairan sungai (shallow water) menggunakan teknologi hydrofoil (W. Setiawan dkk, 2019). Dalam sektor yang berbeda Alamsyah dkk mengkaji penerapan desain kapal cepat khusus bidang kesehatan yang dioperasikan pada daerah aliran sungai Mahakam menggunakan metode parentship (Alamsyah dkk, 2019). Perairan di Kalimantan Timur sebagian besar terdiri atas daerah perairan sungai yang memiliki karakteristik tersendiri. Fakta tersebut berimplikasi pada desain-desain kapal yang beroperasi. Kajian-kajian tersebut merupakan upaya pendekatan ilmiah yang dilakukan untuk menemukan desain dan teknologi pengembangan yang cocok dengan perairan sungai (shallow water) di Kalimantan Timur. Beberapa teknologi desain telah dikembangkan untuk kapal-kapal yang beroperasi pada perairan Kalimantan Timur seperti halnya penggunaan bottom glass pada kapal pariwisata di pulau Derawan (Alamsyah & B.F. Birana, 2019).
Bis Air ini diproyeksikan dapat beroperasi di Sungai Mahakam. Bis Air ini dioperasikan untuk kegiatan wisata sungai disepanjang sungai Mahakam. Bis Air ini didesain dengan tujuan untuk mengakomodasi para wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin menikmati keindahan sungai mahakam dan juga untuk menjumpai lumba-lumba air tawar (pesut etam) yang saat ini sudah mulai jarang ditemui. Bis Air ini menggunkan konsep lambung ganda dengan panjang = 13.5 [m], lebar (B) = 5 [m], dan tinggi (H) = 1.4 [m]. Bis Air ini mampu mengangkut penumpang 80 orang dengan rincian awak berjumlah = 8 orang sedangkan penumpang berjumlah = 72 orang. Desain Bis Air ini terdiri dari geladak kamar mesin, geladak akomodasi utama (main deck) dengan konsep indoor dan outdoor, geladak akomodasi kedua (tween deck) dengan konsep indoor, geladak atas (top deck) dengan konsep outdoor yang dilengkapi dengan fasilitas bersantai untuk para penumpang.
Lambung jenis katamaran memiliki stabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan perahu berlambung satu karena pengaruh katamaran yang memiliki dua lambung ini yang dapat memecahkan gelombang maupun arus dikit keolengan pada kapal, lebar dari perahu katamaran juga menjadikan stabilitas perahu yang lebih tinggi sehingga memungkinkan untuk mengangkut beban berat dari berbagai sisi perahu. Katamaran mempunyai garis air lambung yang sangat ramping dengan tujuan untuk memperoleh hambatan yang rendah.Tim peniliti berharap dengan penerapan teknologi new konsep bis air yang beroperasi di sungai Mahakam dengan penggunaan lambung katamaran dapat menjadi solusi dan jaminan terkait keselamatan para wisatawan domestik dan mancanegara dimana kekhawatiran wisatawan pada faktor kapal terbalik menjadi lebih kecil, sehingga penumpang merasa lebih aman.