Makassar, 12 Juli 2024 – Universitas Hasanuddin (Unhas) menjadi tuan rumah acara Focus Group Discussion (FGD) Launching Guideline Program PAIR (Partnership for Australia-Indonesia Research) yang digelar pada tanggal 12 Juli 2024. Acara ini mengundang 13 Rektor dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, termasuk Institut Teknologi Kalimantan (ITK).
Prof. Dr. Agus Rubiyanto, M.Eng.Sc., Rektor ITK, hadir bersama Dr. Eng. Yunita Triana, S.Si., M.Si., selaku Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITK, untuk menghadiri dan berpartisipasi dalam FGD tersebut.
Acara ini dibuka oleh Rektor Unhas, Prof. Jamaluddin Jompa, yang menyampaikan sambutan hangat dan apresiasinya terhadap kehadiran para rektor dan perwakilan perguruan tinggi lainnya. Selanjutnya, acara dipimpin oleh Prof. Faiz Syuaib, yang baru saja dilantik sebagai Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek RI).
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Jamaludin Jompa juga memaparkan materi yang berisi misi dari program Australia-Indonesia Centre (AIC). Program ini bertujuan untuk memperkuat kerjasama dan kolaborasi riset antara Australia dan Indonesia, dengan fokus pada berbagai bidang strategis seperti lingkungan, kesehatan, dan pendidikan.
Prof. Dr. Agus Rubiyanto menyampaikan bahwa keikutsertaan ITK dalam FGD ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan kolaborasi riset internasional. “Kami berharap dapat berkontribusi secara signifikan dalam program PAIR ini dan menjalin kerjasama yang lebih erat dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan Australia,” ujarnya.
Hasil dari kegiatan ini sangat signifikan bagi ITK, karena resmi menjadi salah satu anggota konsorsium PAIR. Sebagai anggota pendanaan, ITK akan terlibat dalam berbagai proyek penelitian kolaboratif yang difasilitasi oleh PAIR. Konsorsium ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas penelitian di ITK melalui akses ke jaringan peneliti internasional, sumber daya yang lebih baik, dan peluang pendanaan yang lebih besar. Program PAIR berfokus pada isu-isu strategis yang relevan bagi kedua negara, seperti teknologi, kesehatan, lingkungan, dan pendidikan. Melalui keikutsertaan dalam PAIR, ITK berkesempatan untuk memperluas dampak penelitiannya, menjalin kemitraan yang lebih erat dengan institusi penelitian terkemuka, dan berkontribusi dalam solusi inovatif untuk tantangan global.
Keikutsertaan ITK menunjukkan peran aktif dan leadership ITK dalam kancah penelitian internasional. Keterlibatan ITK dalam PAIR tidak hanya memperkuat posisi institusi di tingkat global, tetapi juga membuka peluang bagi dosen dan mahasiswa untuk terlibat dalam proyek penelitian yang berdampak besar. Sebagai langkah selanjutnya, ITK akan membentuk tim khusus untuk mengidentifikasi proyek-proyek penelitian strategis dan mengoordinasikan upaya kolaboratif dengan para mitra internasional. Selain itu, ITK juga akan mengadakan workshop internal untuk membekali dosen dan peneliti dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan guna memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh PAIR. Dengan demikian, partisipasi ITK dalam konsorsium PAIR diharapkan dapat meningkatkan kualitas penelitian dan pendidikan di ITK, serta memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.