Rabu, 21 Februari 2024, Institut Teknologi Kalimantan (ITK) menyelenggarakan acara Kick Off Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) tahun 2024 yang disertai dengan seminar mengenai peluang bisnis dalam konsep circular economy. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa aktif dari berbagai program studi di ITK dengan batasan maksimal semester 7 saat mengusulkan proposal P2MW.
Kegiatan ini terasa menarik dengan materi yang dipaparkan oleh Dianisa Ester selaku Chief Operating Officer dari Cirowaste dan Widya Sartika, S.Kom., M.Kom selaku Coordinator Development Program dan Partnersip IBT ITK. terdapat dua materi menarik yang menjadi pusat perhatian para partisipan mulai yaitu Peluang Bisnis Kekinian dengan Konsep Circular Economy.Mahasiswa diberikan pemahaman mendalam tentang model bisnis berkelanjutan yang berfokus pada penggunaan kembali, daur ulang, perbaikan, dan memperpanjang usia penggunaan produk. Mereka juga diberikan wawasan tentang beberapa sektor yang memiliki peluang nilai bisnis tinggi di Indonesia, seperti pengelolaan sampah, daur ulang, perbaikan atau sewa produk, serta produk ramah lingkungan. Potensi ekonomi circular di Indonesia diproyeksikan terus meningkat, mencapai kisaran Rp. 593-638 triliun (sekitar 2,3%-2,5% dari Produk Domestik Bruto) pada tahun 2030, dan berpotensi menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru.
Selain informasi mengenai peluang bisnis, mahasiswa juga diberikan panduan dan jadwal pelaksanaan program P2MW tahun 2024. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa secara lebih matang dalam mengusulkan bisnis mereka dan berpeluang untuk mendapatkan pendanaan. Mahasiswa ITK dapat memulai membangun bisnisnya dengan bantuan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) maksimal sebesar 15 juta rupiah untuk prototipe produk yang masih dalam tahap awal, dan hingga 20 juta rupiah untuk bisnis yang sudah berjalan minimal selama 6 bulan dan dikategorikan sebagai bisnis bertumbuh. Tidak hanya itu, Kemendikbudristek juga merekomendasikan konversi sks untuk kegiatan P2MW dengan maksimal sejumlah 6 sks. Konversi tersebut bersifat fleksibel dan dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan perguruan tinggi.