Program Kuliah Kerja Nyata Kebangsaan (KKN-K) tidak hanya sekadar sebuah kewajiban akademis, tetapi juga merupakan langkah konkrit untuk mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdaulat dan mandiri. Dalam kisah ini, Desa Talio di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, menjadi saksi kegiatan KKN Kebangsaan Ke-X tahun 2022. Tema utama yang diusung adalah “Penerapan Falsafah Huma Betang Sebagai Perwujudan NKRI Untuk Mendukung Pengembangan Lumbung Pangan (Food Estate) Menuju Kemandirian Nasional.”
Sebanyak 100 kelompok mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia berkumpul untuk memulai perjalanan KKN-K di Kalimantan Tengah. Pembekalan tiga hari tidak hanya memberikan pengetahuan tentang lokasi desa tujuan, tetapi juga memberikan pemahaman mendalam mengenai kondisi geografis dan kearifan lokal desa yang menjadi tempat pengabdian.
Desa Talio: Lahan Gambut dan Potensi Pangan
Desa Talio dipilih karena memiliki potensi luar biasa dalam pengembangan lumbung pangan. Dengan luas lahan yang dominan gambut, muncul permasalahan kesuburan tanah yang perlu diatasi. Kehadiran KKN-K di Desa Talio bertujuan membantu mencari alternatif solusi untuk mengoptimalkan potensi lahan gambut ini.
Dalam akhir perjalanan KKN-K, harapan dan pengalaman para mahasiswa pun terucap. Harapannya, kegiatan ini dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Desa Talio, membantu mengatasi kendala-kendala yang ada, dan memberikan pengalaman positif untuk anak-anak dan warga setempat. Selain itu, diharapkan agar keberhasilan KKN-K tahun ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa ITK untuk berpartisipasi di tahun-tahun berikutnya, menjadikan ITK sebagai tuan rumah KKN-Kebangsaan, dan semakin memperkenalkan potensi dan kontribusi ITK di seluruh Indonesia.
Pengalaman para mahasiswa mengikuti kegiatan ini diakhiri dengan rasa syukur dan kebahagiaan. Bukan hanya bertemu orang baru dan memahami kebudayaan dari berbagai daerah, tetapi juga membangun keluarga baru, teman baru, dan mewujudkan cerita baru. Kegiatan yang terasa singkat selama satu bulan memberikan arti mendalam bahwa mengabdi sementara dapat memberikan makna selamanya.