Tahukah kamu? Bahwa Provinsi Kalimantan Timur adalah salah satu penyumbang deforestasi dan degradasi hutan tertinggi di Indonesia. Hal ini mengakibatkan rusaknya alam Kalimantan Timur dengan musnahnya jutaan pohon akibat aktifitas pembukaan lahan serta eksploitasi kayu secara besar-besaran. Selain itu, pesatnya pembangunan di wilayah Kalimantan Timur juga berbanding lurus dengan semakin meningkatnya permintaan terhadap produk furnitur, dan produk berbahan kayu lainnya.
Di sisi lain, UKM (Usaha Kecil Menengah) furnitur Kalimantan Timur dituntut untuk berkontribusi membangun IKN, salah satunya dengan menyediakan produk-produk yang menjadi ciri khas lokalitas Indonesia dengan kualitas terbaik. Untuk itu kita perlu mencari solusi untuk menghasilkan produk furnitur terbaik tanpa melakukan eksploitasi terhadap kayu hutan Kalimantan yaitu dengan meminimalisir penggunaan kayu dan mengganti material kayu dengan material alami terbarukan.
Sudah familiar dengan hamparan luas perkebunan sawit di Indonesia? Tentu saja, karna Indonesia merupakan negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia pada tahun 2022 (Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA)). Pada tahun 2022 Indonesia terbukti telah berkontribusi lebih dari 50% dari total produksi minyak sawit dunia, hebat bukan?. Nah, limbah tandan kosong kelapa sawit yang dihasilkan adalah berkisar 230kg, per 1 ton kelapa sawit. Sedangkan Indonesia mampu menghasilkan puluhan juta ton sawit setiap tahunnya. Sehingga limbah TKKS yang dapat dimanfaatkan juga sangat melimpah.
Lalu bagaimana caranya untuk mengubah limbah TKKS menjadi material terbarukan yang dapat menggantikan kayu? Penasaran? Mari kita simak penjelasannya dalam penelitian yang berjudul “Optimasi Desain Flat-pack Furniture dengan Material Biokomposit Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Menggunakan Matriks Miselium sebagai Upaya Mendukung SDGs serta Sarana Branding IKN melalui Produk Berbasis Kearifan Lokal Kalimantan”. Proyek penelitian ini dipimpin oleh Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Kalimantan, Eko Agung Syaputra, M.Ds. Tim Peneliti terdiri dari Ade Wahyu Yusariarta P. P., S.T., M.T. (TMM/JIKL), dan Supratiwi Amir S.Ds., M.Sn. (DKV/JTSP).
Mula-mula TKKS diubah menjadi material baru pengganti kayu dengan cara mengolahnya menjadi biokomposit. Material komposit adalah sebuah dan atau sekumpulan material yang terbuat dari dua bahan atau lebih yang tetap terpisah dan berbeda dalam level makroskopik selagi membentuk komponen tunggal. Sedangkan untuk biokomposit cirinya adalah menggunakan bahan alami sebagai komponen penyusunnya. Umumnya material komposit menggunakan bahan polimer sebagai penguatnya. Namun pada penelitian ini biokomposit yang dihasilkan menggunakan miselium sebagai bahan perekat serat TKKS. Miselium adalah bagian Jamur Multiseluler yang dibentuk oleh kumpulan beberapa Hifa. Sehingga biokomposit yang dihasilkan dapat sepenuhnya ramah lingkungan. Miselium dapat menciptakan jaringan serat yang lincah, kolaboratif, kuat secara alami, dan 100% biodegradable.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan miselium dapat tumbuh memperbaiki retakan pada struktur produk. Hifa pada miselium juga dapat tumbuh dengan cepat sehingga mampu menambah kekuatan struktur saat mengalami keretakan. Sehingga produk furnitur yang dihasilkan akan memiliki usia pakai yang lebih lama daripada produk furnitur berbahan kayu.
Furnitur yang dihasilkan dari penelitian ini adalah jenis Flat-pack Furniture atau biasa disebut furnitur siap rakit (RTA), furnitur kit, atau furnitur knockdown, yaitu jenis furnitur yang dapat dirakit sendiri oleh pembeli sebelum digunakan. Furnitur flat-pack merupakan respon desain yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern. Furnitur jenis ini dinilai sangat menguntungkan konsumen karena proses pembelian serta pengiriman yang praktis. Produsen dan konsumen juga akan diuntungkan karena dapat menghemat biaya pengiriman furnitur hingga ratusan ribu rupiah per produk.
Penelitian ini menggunakan Design-driven Material Innovation Methodology (DdMIM) yaitu suatu metode perancangan sistematis dengan bahan inovatif baru yang belum pernah digunakan sebelumnya. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap ilmu desain produk dengan memberikan arahan kepada desainer produk tentang cara membuat material inovatif baru dengan metode DdMIM. Prototipe Furnitur Flat-pack kemudian melalui proses pengujian menggunakan Universal Testing Machine (UTM). Dari hasil uji kuat tekan terlihat bahwa furniture dengan material biokomposit TKKS dan miselium ini mampu menahan beban maksimum 102kg.