Balikpapan – 19 Agustus 2023 Program Studi Teknik Kimia Institut Teknologi Kalimantan (ITK) telah mengadakan agenda seri online Kuliah Tamu bertajuk “Photocatalytic conversion of CO2: Current State of the Art, Challenges, and Future Perspectives” dilangsungkan di Hotel Platinum Balikpapan oleh Tim pengelola World Class Professor Program 2023. Kuliah Tamu ini merupakan seri kedua dari rangkaian aktivitas program World Class Professor 2023 dan sebagai bagian dari upaya program studi Teknik Kimia untuk terus meningkatkan mutu dan reputasi akademik ITK di kancah internasional. Kegiatan ini menghadirkan 3 (tiga) akademisi internasional antara lain:
- Prof Hisao Yoshida, sebagai Mitra World Class Professor 2023, Division of Materials Science, Graduate School of Human and Environmental Studies, Kyoto University.
- Prof. Muhammad Tahir, sebagai narasumber kedua dari Department of Chemical and Petroleum Engineering, College of Engineering, United Arab Emirates University, UAE.
- Hairus Abdullah, Ph.D. Department of Material Science and Engineering. National Taiwan University of Science and Technology (NTUST).
Dimulai dengan sambutan pembukaan dari Prof.Erma Suryani, ST.MT.Ph.D. selaku Wakil Rektor bidang akademik Institut Teknologi Kalimantan (ITK), dengan pengenalan ITK kepada para undangan narasumber dan membuka agenda dengan menyapa seluruh peserta melalui plaform zoom meeting. Kemudian dilanjutkan Opening Speech oleh Dr.Eng. Lusi Ernawati, S.T.M.Sc. selaku host event dan penerima (Grantee) Program World Class Professor 2023. Dalam sambutan pembukaannya, Dr. Lusi tidak lupa menyampaikan terimakasih kepada LPDP dan Kemendikbud atas hibah sekaligus financial support yang telah diberikan, sehingga program WCP ini dapat terlaksana dengan baik.
Sambutan dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Prof. Hisao Yoshida, peran teknologi fotokatalis pada proses reduksi CO2 menggunakan larutan potassium hexatitanate berbasis mikrokristal. Menurut paparan Prof. Yoshida, salah satu aplikasi yang cukup potensial dari fenomena fotokatalisis adalah untuk mengkonversi karbon pada senyawa anorganik seperti CO2 menjadi senyawa organik yang lebih berguna.
Diskusi ilmiah sesi kedua dilanjutkan oleh pemaparan materi dari Prof. Muhammad Tahir yang membagikan informasi tentang teknologi konversi CO2 menggunakan fotokatalis. Dalam outline materinya terdapat sub-tema yang menarik yakni tentang “General overview photoreactors”. Dalam pemaparannya, fotoreaktor adalah perangkat reaktor kimia yang menyatukan foton, fotokatalis, dan reaktan, serta mengumpulkan produk reaksi yang berasal dari transformasi fisikokimia. Jenis fotoreaktor didesain sedemikian rupa menjadi lebih unik dan beragam model konfigurasi reaktor horisontal maupun vertikal.
Dr. Hairus abdullah memaparkan diskusi ilmiah tentang metodologi baru untuk reduksi CO2 secara fotokatalitik menggunakan sulfur-doped TiO2 sebagai katalis di bawah penyinaran UV-A dan cahaya tampak. Fotokatalis TiO2 yang didoping sulfur dengan luas permukaan yang tinggi disintesis dengan metode sonothermal yang mudah. Kinerja fotokatalis dievaluasi untuk pengurangan CO2.
Dr. Hairus abdullah memaparkan diskusi ilmiah tentang metodologi baru untuk reduksi CO2 secara fotokatalitik menggunakan sulfur-doped TiO2 sebagai katalis di bawah penyinaran UV-A dan cahaya tampak. Fotokatalis TiO2 yang didoping sulfur dengan luas permukaan yang tinggi disintesis dengan metode sonothermal yang mudah. Kinerja fotokatalis dievaluasi untuk pengurangan CO2.
Di akhir sesi, agenda ditutup opening remark dan dengan penyerahan sertifikat kepada ketiga narasumber. Rangkaian kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas akademik ITK, khususnya mahasiswa, dosen dan peneliti, khususnya di bidang teknik kimia dan material fungsional, melalui kuliah tamu dan diskusi komprehensif yang dilakukan di sepanjang rangkaian acara. Selain itu, melalui kegiatan ini diharapkan wawasan/khasanah keilmuan dan pengetahuan juga turut meningkat melalui transfer ilmu oleh ketiga profesor yang keilmuannya dan kepakarannya telah diakui di kancah internasional.
Humas Institut Teknologi Kalimantan