Balikpapan – Institut Teknologi Kalimantan melalui mahasiswa Society of Renewable Energy Institut Teknologi Kalimantan (SRE ITK) periode 2021/2022 melakukan program Desa Energi. Desa Energi adalah program kerja dari organisasi. Program kerja ini berfokus pada pengimplementasian teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 1 kWP dengan sistem off grid, dalam menjalankannya program kerja ini, SRE ITK bekerja sama dengan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Astra Internasional, dan SRE Indonesia. Lokasi pemasangan PLTS berada di 13 titik lokasi yang berada di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, adapun lokasi-lokasinya adalah Proklim Loa Janan (Kab. Kutai Kartanegara), Proklim Pulau Mas Buana Jaya (Kab. Kutai Kartanegara), Proklim Kabo Jaya (Kab. Kutai Timur), Proklim Besiq & Dumai (Kab. Kutai Barat), Proklim Sungai Terik (Kab. Paser), Proklim Sendamai Indah (Kab, Paser), Proklim Bontang Lestari (Kota Bontang), Proklim Suka Damai (Kota Bontang), Generasi KBA Sepinggan (Kota Balikpapan), Proklim Kintab Tanah Laut (Kab. Tanah Laut), Proklim Kambitin Raya (Kab. Tabalong), Rumpin Asmin (Kab. Kapuas).
Program Desa Energi dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2022, program ini dimaksudkan untuk memberikan akses listrik kepada masyarakat yang masih belum mendapatkan fasilitas berupa pasokan listrik dari PLN ataupun pemerintah, selain itu instalasi ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai potensi pemanfaatan energi terbarukan di Kalimantan, terkhususnya energi surya.
Penentuan titik instalasi pada masing-masing lokasi kegiatan berdasarkan kesepakatan antara Tim SRE bersama dengan pihak berwenang di lokasi kegiatan, pada umumnya pemasangan akan dilakukan pada lokasi yang memiliki dampak sosial paling tinggi, contohnya adalah sekolahan, puskesmas, posyandu, pos jaga masyarakat, dll, sehingga energi listrik yang didapat akan berguna bagi masyarakat umum dan bukan hanya perorangan. Sistem PLTS yang digunakan adalah dengan sistem topologi off-grid, yang memungkinkan masyarakat untuk mengakses listrik tanpa harus ada jaringan PLN yang tersambung. Sistem yang dipasang per satu lokasinya yaitu 1,1 kWp dengan tambahan baterai sebesar 1,2 kWh untuk backup storage. Dampak penerima manfaat pemasangan sistem PLTS dengan total 14,3 kWp ini, yaitu dapat mengurangi dampak emisi karbon hingga 18,6 ton CO2eq/tahun serta penghematan dari menggunakan energi surya sebesar Rp 26,4 juta rupiah.
Society of Renewable Energy Institut Teknologi Kalimantan (SRE ITK) sebagai bagian dari SRE Nasional yang menjadi salah satu pion untuk mencapai target bauran 23% di tahun 2025 yaitu target Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (KESDM). Dengan adanya program “Desa Energi” ini bisa menjadi contoh dan motivasi yang dapat diterapkan pada desa – desa lainnya yang ada diseluruh Kalimantan.