Balikpapan – Institut Teknologi Kalimantan melalui lima mahasiswa Teknik Elektro membuat inovasi “Alat Pendeteksi Kebakaran Hutan Dengan Menggunakan Sensor Thermal Camera Pada Air Ballon Guna Mencegah Kemunculan Titik Api Di Hutan Kalimantan”. Inovasi dari mahasiswa ITK tersebut lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Bidang Karsa Cipta (KC). Latar belakang dari inovasi tersebut adalah dikarenakan kecelakaan Kebakaran hutan merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat total luas hutan dan lahan yang terbakar dari bulan Januari hingga Agustus 2019 mencapai 324.724 hektare. Adapun salah satu pulau yang banyak mengalami kebakaran hutan dan lahan ialah pulau Kalimantan, tepatnya daerah Kalimantan Tengah (44.769 Hektare), Kalimantan Barat (25.900 Hektare) dan Kalimantan Selatan (19.490 Hektare) (https://katadata.co.id). Hal ini dikarenakan hutan di Kalimantan sebagian besar adalah hutan gambut (S. Ritung, 2004). Sehingga pada saat musim kemarau, hutan gambut menjadi kering dan mudah terbakar karena kandungan tanah yang dimilikinya.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka dibuatlah solusi untuk menyelesaikan masalah kebakaran hutan di Indonesia khususnya pulau Kalimantan yaitu, Alat pendeteksi kebakaran hutan dengan menggunakan sensor thermal camera pada Air Ballon guna mencegah kebakaran hutan dan lahan dikalimantan. Alat ini mampu mengukur tingkat suhu atau temperature pada suatu wilayah. Dalam penempatannya, alat diletakan pada Air Ballon yang terpasang pada lahan. Alat ini mampu memprediksi daerah mana saja yang mungkin akan terjadi kebakaran hutan. Ringkasnya, sensor akan meneruskan data yang didapat dengan mengirimkan SMS (Short Message service) kepada Handphone dengan berkala karena alat ini dibuat untuk mendapat jangkauan yang lebih luas dan pengirim data yang stabil. Jika kondisi akan terjadi kebakaran hutan, maka alat ini akan mengirim peringatan awal kepada pemadam kebakaran untuk bersiaga, dan apabila titik api telah muncul, maka akan memberikan peringatan berbahaya kepada pemadam kebakaran. Alat ini juga bisa dipantau oleh orang lain dengan memasukkan kode nomor tertentu untuk mengetahui data-data yang didapatkan dilapangan, sehingga masyarakat mengetahui kondisi hutan tersebut dan dapat pula mengantisipasinya apabila terjadi kebakaran hutan. Dengan adanya alat ini, diharapkan kebakaran hutan di Kalimantan dapat dicegah, sehingga tidak merugikan pemerintah dan masyarakat disekitar hutan tersebut serta hewan dan tumbuhan yang berada didalamnya. Semoga alat ini dapat di aplikasikan secara real sehingga dapat mencegah kebakaran hutan sehingga terjaganya ekosistem hutan.
Menurut Yajid ketua tim pada PKM ini memiliki kesan sangat menarik karena disini kita benyak belajar tentang masalah dan ditantang untuk melahirkan sebuah solusi. Kita bisa mengeluarkan ide-ide liar kita agar bisa memberi manfaat bagi orang baik. “Sebaik-baik manusia adalah orang yang memberi manfaat bagi manusia lainnya”. Pesan Yajid pada seluruh mahasiswa ITK dan seluruh mahasiswa Indonesia adalah bahwa jangan batasi ide kalian hanya karna sebuah spekulasi, tapi kembangkan ide tersebut agar kita tau itu bukan hanya sekedar impian, tapi sebuah kenyataaan. Dengan harapan semoga ide inovasi seluruh mahasiswa bisa di aplikasikan dengan nyata dan dapat menjadi solusi terhadap permasalahan yang terjadi di Indonesia.
“Kalau bukan kita siapa lagi ? Kalau bukan sekarang kapan lagi ? Rawatlah sebelum rusak, jagalah sebelum ia tiada. Karena yang tumbuh kembali pasti tak sama lagi”.
Humas Institut Teknologi Kalimantan